DUA unit ambulans bekas terparkir di halaman PMI Kabupaten Mojokerto. Armada yang selama puluhan tahun dipakai mengevakuasi jenazah itu memiliki banyak kisah. Jawa Pos Radar Mojokerto mengais pengalaman mistis yang penah dialami para penggunanya.
Satu unit Toyota Kijang bernopol S 1031 Q di sisi timur halaman dan satu unit Toyota Kijang bernopol S 1182 SP di sisi seberangnya tak ubah seperti dua maskot kantor PMI Kabupaten Mojokerto. Dua mobil keluaran 1990-an itu sudah ’’mangkrak” selama bertahun-tahun. Cat kusam dan dedauan mangga kering berjatuhan ke bodi ambulans yang sudah beroperasi sejak 1996 ini.
”Yang ini sejak 2020 sudah tidak dipakai,” ungkap Kasi Pelayanan dan Penanggulangan Bencana PMI Kabupaten Mojokerto Didik Sudarsono sembari menunjuk ambulans di sisi timur saat mengawali perbincangan, kemarin (28/10). Didik mengungkapkan, mobil ambulans tersebut tak digunakan lagi semenjak dua tahun terakhir. Usia mobil yang sudah tua sudah saatnya diistirahatkan.
Ambulans yang pada masanya menjadi andalan itu telah melalangbuana dari kejadian ke kejadian besar di Mojokerto. Sebut saja kecelakaan maut antara bus dan minubus di Jalan Bypass KM 51 pada 2021 silam yang menewaskan 21 orang. Ambulans ini menganggut mayat sebanyak empat kali. ”Sekali angkut dua orang. Saat itu rumah sakitnya masih di Jalan Gajah Mada,” imbuh dia.
Selain kecelakaan itu, ambulans juga dibawa terlibat evakuasi bencana banjir bandang di Pacet bertahun-tahun sebelumnya. Selama 26 tahun beroperasi, sejak digunakan 1996, Didik tak bisa memperkirakan berapa mayat yang telah dievakuasinya dengan ambulans tua ini. Dia mengaku berbagai kejadian janggal pernah dialaminya saat mengemudikan ambulans.
Suatu ketika, Didik dan beberapa rekan mengevakuasi seorang guru ngaji korban tertabrak kereta di perlintasan KA di Kecamatan Mojoanyar. Malam itu, dia mengaku melihat sosok misterius yang mengawal mobil ambulans. ”Mungkin karena orang baik jadi dimudahkan. Kalau korbannya misal bermasalah atau nakal begitu, pasti ada juga masalahnya,” tutur dia.
Menurut Didik, ambulans seolah tahu bagaimana perilaku korban yang diangkut tersebut semasa hidupnya. Jika yang dievakuasi misal tukang mabuk-mabukan, dia sering mengalami kesulitan. Selain itu, pengalaman yang tak sekali dialami Didik adalah betapa malati-nya ambulans ini. ”Jadi kami tidak pernah bicara aneh-aneh, karena pasti langsung kejadian,” ujarnya.
Suatu ketika lagi, ketika melintas di Jalur Pacet-Cangar, seorang pemotor ugal-ugalan dan menyalip ambulansnya. Saat motor tersebut melaju zig-zag, Didik berujar secara spontan dia akan terjatuh. Tak disangka, saat itu juga si pemotor mengalami kecelakaan di depannya. ”Saya sudah mengalaminya tiga kali. Satu meninggal, dua luka-luka,” tandasnya. (adi/ron)