PETILASAN Empu Supo berada di tengah pemakaman umum Dusun/Desa Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Ahli keris pusaka era Kerajaan Majapahit itu juga dikenal dekat dengan Sunan Kalijaga. Petilasan Empu Supo amat dihormati dan dikeramatkan warga. Konon, siapapun yang berniat merusak bakal mendapat kemalangan.
SELAIN benda pusaka, di ruangan khusus peringgitan juga tersimpan sebuah buaya muara yang diawetkan. Buaya sepanjang sekitar dua meter itu dipercaya sebagai penjaga Kabupaten Mojokerto dari bencana banjir.
SELAMA puluhan tahun, beragam benda pusaka tersimpan di sudut peringgitan Pemkab Mojokerto. Terdapat ratusan jenis keris dengan berbagai bentuk dan sejarahnya. Benda-benda itu dipilah untuk nantinya dilakukan penjamasan saat satu Suro.
DAM Rolak Songo di Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, pernah mengalami perpindahan karena diterjang banjir bandang. Selain memiliki sembilan pintu air, pada era kolonial, Rolak Songo dilengkapi dengan kompleks perkantoran. Kini, sebagian bangunan yang berada di sisi timur Sungai Brantas tersebut dibiarkan mangkrak. Dan, di gedung berusia hampir dua abad inilah, konon banyak penampakan makhluk halus.
RUMAH berarsitektur Belanda berdiri di tengah-tengah perkampungan Dusun/Desa Panggih, Kecamatan Trowulan. Bekas tempat tinggal seorang tuan tanah itu, konon menjadi saksi bisu pembantaian puluhan orang yang menjadi tumbal pesugihan. Di rumah bernomor 16 tersebut, ada satu kamar yang hingga kini tak pernah dibuka.
DESA Kedungsari, Kecamatan Kemlagi identik dengan tugu buaya putih. Penghuni Sungai Brantas yang melegenda sebagai pelindung masyarakat setempat itu, diyakini merupakan jelmaan Mbah Soro. Tokoh yang mbabat alas kampung setempat. Baik tugu buaya putih maupun punden Mbah Soro, keduanya sama-sama disakralkan.