Arloji Analog Ngetren Lagi
Hidup pada era digital nyatanya tidak serta-merta membuat masyarakat menggunakan perlengkapan dan aksesoris yang serba digital pula. Contohnya, dalam hal memilih jam tangan.
TREN pemakaian jam tangan analog kembali menggeliat tahun ini dibandingkan digital. Seperti di gerai jam tangan di Sunrise Mall Mojokerto. Jam analog menjadi permintaan paling banyak ketimbang arloji digital. ’’Mulai berbagai merk, kebanyakan cowok dan cewek nyari-nya yang analog,’’ ujar Gio, owner gerai jam tangan ini.
Pria 24 tahun ini menuturkan, dilihat dari gender, pembelian arloji analog tahun ini lebih banyak digandrungi kaum hawa. Namun, tak sedikit pula kaum adam yang mencari arloji analog sebagai setelan fashion mereka.
’’Kalau perbandingan antara jam analog dan digital, yang cewek bisa 80 persen cari analog. Kalau cowok 60 persen cari analog, sisanya baru digital,’’ ulasnya. Padahal, permintaan arloji analog tahun lalu, hanya bisa menembus kurang lebih 50 persen di semua kalangan gender.
Gio menuturkan, tren arloji analog kembali menggeliat dikarenakan pembeli saat ini mengedepankan tampilan jam tangan ketimbang fungsinya. Menggunakan jam analog bisa membuat penampilan lebih glamor.
’’Kalau digital kan lebih ke sportif dan modelnya monoton. Kalau analog bisa dipakai di acara formal non formal dengan tampilannya yang glamor, makanya sekarang banyak yang milih jam analog daripada digital,’’ bebernya.
Gio melanjutkan, harga jam tangan analog juga mengalami kenaikan tiap tahun. Tergantung mereknya. Namun, kenaikan harganya tidak terlalu signifikan. ’’Ada yang selisih harganya mulai Rp 20 ribu-100 ribu dibandingkan harga awalnya. Tapi, memang semua merek mengalami kenaikan harga tahun ini,’’ ungkapnya. (oce/fen)