MENYANTAP makanan yang manis saat berbuka maupun sahur sejatinya tidak ada persoalan. Akan tetapi, perlu diperhatikan pula asupan lain dalam menyeimbangkan suplai energi ke tubuh agar tetap prima saat beraktivitas meski berpuasa.
Termasuk buah kurma yang punya kadar kalori cukup sebagai pengganti glukosa dan fruktosa. Di mana, di dalam 3 biji kurma, terdapat sekitar 100 kilokalori (kkal) dan 20 gram karbohidrat yang bisa mengembalikan kadar gula darah menurun akibat berpuasa.
’’Kurma selalu identik dengan ramadan, karena memang kurma punya kandungan gizi yang cocok dikonsumsi bagi umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa,’’ tandas ahli gizi RSI Sakinah Mojokerto, Khilda Dahliana. Selain itu, Khilda juga menyarankan agar tetap mengonsumsi zat protein yang terdapat dalam menu sayuran dan ikan.
Zat protein dinilai mampu meregenerasi sel-sel yang rusak dan menjaga massa otot tubuh. Selama berpuasa, cadangan energi seperti glukosa dalam otot dan hati akan digunakan untuk menghasilkan energi. Dan apabila sumber energi tidak cukup, maka cadangan protein dalam otot akan dipecah untuk membentuk energi.
’’Hal inilah yang membuat peranan konsumsi protein menjadi penting di saat kita berpuasa,’’ ujarnya. Khilda juga memberikan sejumlah tips menu makanan sehat yang bisa dijadikan patokan dalam menyiapkan menu buka dan sahur.
Selain itu, Khilda juga berpesan agar tidak melewatkan sejumlah zat lain yang tak boleh ditinggalkan. Seperti karbohidrat kompleks yang terdapat di dalam menu nasi jagung atau nasi merah. Peran zat ini sebagai siasat agar tubuh kita merasa kenyang lebih lama. Termasuk juga kebutuhan vitamin di dalam variasi buah dan sayur.
Bahkan, disarankan pula bagi umat muslim untuk mengonsumsi 2 hingga 3 jenis varian sayur dalam satu kali makan. Tujuannya tak lain agar daya tahan tubuh tetap terjaga dari serangan penyakit selama berpuasa. ’’Musim pancaroba seperti ini juga rawan terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Maka dari itu, perlu asupan vitamin dari sayuran dan buah sebagai penguat daya tahan tubuh,’’ pungkasnya. (far/fen)