MESKI otomotif terus berkembang dan menawarkan teknologi canggih, tak membuat motor lawas ditinggalkan orang. Sekarang ini, peminat motor tua seolah terus bermunculan.
Karena itu, bengkel restorasi milik Yuarda Suryo Prayugo ini tak pernah sepi pesanan. Di bengkelnya, terparkir sejumlah sepeda motor lawas berbagai usia. Ada motor pabrikan tahun 1980, 1970, hingga 1960 ke bawah. Motor-motor itu, merupakan milik pelanggannya yang sedang dalam proses restorasi. ’’Rata-rata satu motor bisa butuh pengerjaan dua bulan,’’ katanya.
Secara teknis, menurutnya, menata ulang motor pabrikan berada pada kondisi seperti baru cukup mudah. Lantaran, pria akrab disapa Arda ini terbilang sudah hafal soal mesin dan perkakas motor. ’’Sejak 2009, mulai otak-atik mesin. Awalnya karena hobi, tapi karena keterusan dimintain tolong benerin motor lawas, akhirnya tahun 2014 buka bengkel,’’ paparnya.
Restorasi sepeda motor, sambungnya, membutuhkan waktu paling lama pada pengumpulan sparepart. Selama ini, dia mengandalkan jaringan serta mengumpulkan suku cadang bekas yang diburu dari pasar loak atau toko sparepart lawas. Tak jarang, dia juga mencari suku cadang sepeda motor di pasar daring. ’’Kalau nyari, bisa keliling ke semua kota di Jatim. Kalau nggak ada, ya baru pesan online,’’ tutur pria 27 tahun ini.
Warga Perumahan Japan Raya, Kecamatan Sooko ini menuturkan, meskipun suku cadang original sudah jarang, sparepart yang sama dengan merek berbeda biasanya masih ada di pasaran. Tak jarang, ada industri lokal yang membuat sparepart tiruan agar motor tua menyerupai aslinya saat selesai direstorasi. ’’Jadi, kalau untuk menghias mesin itu malah gampang. Bisa diakal pakai sparepart motor jenis lain. Yang penting, tampilannya harus tetap terjaga seperti motor aslinya,’’ ungkap dia.
Arda tidak hanya merestorasi sepeda motor bebek, tapi juga jenis vespa dan motor gede. Namun, diakuinya, paling sulit merestorasi motor Kawasaki. Sebab, suku cadangnya sulit didapat dan terbatas. ’’Sekali restorasi, biayanya bisa habis sekitar Rp 10 juta lebih, karena sparepart-nya yang harus original itu. Kalau vespa dan motor bebek lainnya, kisaran Rp 2 sampai 5 juta saja, keluarnya sudah bagus,’’ terang dia.
Selama sembilan tahun, Arda sudah banyak menangani restorasi motor. Pesanannya tidak hanya dari Jawa saja, tetapi juga dari luar pulau. Paling jauh dari Medan. Dia berprinsip, merestorasi motor harus menyerupai detail aslinya. Untuk itu, saat ke luar kota, ia langsung memborong sparepart langka untuk stok persediaan di bengkelnya. ’’Jadi, kalau berburu sampai luar kota, belinya langsung banyak. Biar untuk stok di bengkel,’’ tandasnya. (oce/fen)