24.8 C
Mojokerto
Sunday, June 11, 2023

Angka Kematian Bayi di Kabupaten Mojokerto Masih Tinggi

Disebabkan Berat Badan Lahir Rendah dan Fungsi Organ Terganggu

KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Angka kematian bayi (AKB) di kabupaten masih tinggi. Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat, sejak 10 bulan terakhir, terdapat 49 bayi yang meninggal dunia. Mayoritas disebabkan kondisi bayi yang mengalami berat badan lahir rendah (BBLR).

Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kabupaten Mojokerto Ninik Munawati mengungkapkan, faktor paling dominan kasus AKB, lantaran bayi mengalami kondisi berat badan rendah saat dilahirkan. Selain itu, terdapat pula bayi yang mengalami afeksia atau kekurangan oksigen pada pernapasan akibat terganggunya fungsi organ. Serta terlambat mendapatkan rujukan.

”Kalau berat badan bayi rendah, maka kaitannya dengan gizi ibu hamil. Sementara pemenuhan gizi bagi ibu hamil tidak bisa instan, harus dilakukan sejak usia remaja. Ada juga yang bayinya sakit tapi tidak segera diperiksakan ke faskes, sehingga memperparah kondisi tubuhnya,” katanya.

Baca Juga :  Peringatan HKN 2022, Puskesmas Trawas Mojokerto Panen Sembilan Penghargaan

Mantan Kepala Puskesmas Dawarblandong ini mencatat, sejak Januari hingga Oktober, Dinkes mencatat sebanyak 49 kasus. Angka itu disusul dengan kasus kematian ibu (AKI) sebanyak lima orang. Jumlah ini, kata Ninik, lebih rendah dibandingkan tahun lalu. ”Ada penurunan AKI dan AKB tahun ini. Mudah-mudahan tidak bertambah sampai akhir tahun. Kalau tahun lalu, temuan AKB ada 79 kasus sedangkan AKI ada 67 kasus karena dipengaruhi pandemi Covid,” ujarnya.

Sementara, penyebab kasus AKI mayoritas dikarenakan ibu hamil mengalami preeklamsia. Yakni, kejang pada saat melahirkan akibat ketidakteraturan pemeriksaan. Padahal idealnya, seorang ibu hamil melakukan pemeriksaan empat kali selama proses kehamilan. ”Terutama bagi mereka yang mengidap penyakit bawaan, itu harus rutin kontrol terus. Karena mereka kan masuk dalam kategori risti. Angkanya tidak sebanyak tahun lalu, karena tahun lalu virus Covid-19 jadi penyebab paling banyak pada kasus AKI,” jelas dia.

Baca Juga :  Vaksinasi Booster Kedua Nakes Mandek

Sebagai upaya menurunkan angka AKI dan AKB, Dinkes terus melakukan sosialisasi kepada ibu hamil. Sekaligus melakukan pendekatan pelayanan kesehatan kepada mereka. Salah satunya melalui posyandu. ”Kami terus mendekatkan pelayanan kesehatan terhadap mereka. Mulai pemeriksaan, penimbangan, dan lainnya. Kami juga memberikan pengertian agar tidak terlambat membawa bayi yang sakit ke faskes,” pungkasnya. (oce/ron)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/