KOTA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Pemkot Mojokerto memberi atensi khusus atas kasus difteri yang belakangan bermunculan. Apalagi, di awal tahun ini ditemukan ada delapan kasus terjadi. Tiga dinyatakan positif dan lima kasus suspect difteri.
Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kota Mojokerto, drg Citra Mayangsari mengatakan, kasus difteri belakangan memang jadi atensi. Bahkan, tidak di Kota Mojokerto saja melainkan di Jawa timur.
Hal itu tak lepas dari munculnya sejumlah kasus dalam kurun waktu Januari sampai Maret ini. ’’Memang beberapa kabupaten dan kota sudah ada yang difteri, tapi sejauh ini kalaupun ada yang ditengarai positif kita sudah melakukan ORI, pemberian vaksin sampai usia 15 tahun,’’ ungkapnya, kemarin.
Di Jawa Timur sendiri, kata drg Citra, sudah menyampaikan surat edaran atas kewaspadaan difteri. ’’Jadi sekarang kita konsennya melengkapi imunisasi dasar lengkapnya untuk pencegahan,’’ tambahnya.
Di Kota Mojokerto ini ada lima kasus suspect difteri dan tiga kasus positif. Hanya saja, saat dilakukan kroscek statusnya tidak semuanya warga kota. Dua yang dinyatakan positif ternyata warga luar kota. Sementara itu, satu kasus positif warga terjangkit penyakit yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae ini statusnya warga di Kecamatan Prajurit Kulon. ’’Yang dua (pasien) memang dirawat di Kota Mojokerto. Tapi, KTP-nya bukan warga kota. Hanya satu kemarin, dan sudah dilakukan ORI, capaian ORI-nya juga sudah 95 persen, kemarin kita juga sudah kerja sama dengan babinsa, di daerah Kecamatan Prajurit Kulon,’’ paparnya.
Disebutkannya, kasus difteri memang sangat rentan sekali menular. Sehingga, pemerintah pun harus gerak cepat melakukan penanganannya. drg Citra menegaskan, difteri ini sebenarnya salah satu dari penyakit yang dapat dicegah melalui imun vaksin. ’’Kalau misalkan imunisasi balita lengkap, Insyaallah, dapat terhindar dari difteri. Makanya kita sekarang konsen sekali menjaga supaya imunisasi dasar lengkap ini capaiannya lebih dari 95 persen. Itu yang sekarang kita kawal,’’ tegasnya.
Sebagai langkah konkret, dinkes melalui tiap puskesmas pun dituntut jemput bola ke masyarakat. Setiap bulan pihaknya terus mengabsen setiap puskesmas dalam melakukan imunisasi lengkap. Sesuai data, kecamatan paling rendah okupansi imunisasinya ada di Kecamatan Magersari. Sebaliknya paling tinggi ada di Kecamatan Kranggan. ’’Kalau data detailnya tidak hafal, yang pasti capaian kita sudah 95 persen,’’ tandasnya. (ori/fen)