24.8 C
Mojokerto
Wednesday, March 22, 2023

Kasus DBD di Mojokerto Mulai Mengkhawatirkan

KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Kasus demam berdarah dengue (DBD) mulai mengkhawatirkan. Saat ini, sebanyak lima warga Desa Kupang, Kecamatan Jetis menjalani perawatan di RSUD RA Basoeni akibat gigitan nyamuk nyamuk aedes aegypti tersebut.

Kepala Puskesmas Kupang Imam Ajib Ispurnawah mengatakan, sejak sepekan terakhir, pihaknya mendapatkan laporan terdapat lima warga dinyatakan positif DBD. Satu di antaranya masih anak-anak. ”Semuanya sudah dirawat di RSUD RA Basoeni, hasil pemeriksaan positif DBD. Satu warga masih usia anak-anak,” ujarnya.

Dengan maraknya penyebaran penyakit itu, membuat pihaknya mengambil langkah antisipatif. Yakni dengan melakukan pengasapan di lingkungan tersebut. Kemarin (1/2), sejumlah kawasan yang berpotensi menjadi titik penyebaran kasus DBD di-fogging. Tak hanya itu, pengasapan juga menyasar seluruh rumah warga. ”Kami koordinasi dengan pemdes setempat dan dibantu babinsa untuk melakukan fogging sebagai tindak antisipasi. Supaya kasus DBD di kawasan tersebut tidak menyebar lebih banyak,” ungkapnya.

Baca Juga :  Raffito dan Kintania, Bakat Atlet Turunan dari Ortu

Selain fogging, Imam menuturkan upaya pencegahan DBD lainnya terus dilakukan. Salah satunya dengan mengajak masyarakat untuk melakukan gerakan hidup sehat juga penting dilakukan. Melalui program 3M plus, yakni menguras, mengubur dan menutup ruang berkembangnya jentik nyamuk. Termasuk dalam mengaktifkan kembali gerakan satu rumah satu jumantik, serta penyuluhan puskesmas ke masyarakat. ”Mengingat saat ini juga masih musim hujan, penularan DBD semakin rentan. Sehingga berbagai upaya pencegahan harus terus digalakkan,” pungkas dia.

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Mojokerto dr Agus Dwi Cahyono membenarkan adanya banyak laporan kasus DBD yang terjadi di beberapa puskesmas. Laporan itu terjadi dalam sebulan terakhir. Namun, pihaknya belum bisa menyebutkan jumlah kasus DBD yang terjadi selama Januari lalu. ”Belum selesai rekap, tapi memang sudah banyak laporan dari beberapa puskesmas selama Januari kemarin,” tuturnya.

Baca Juga :  Komisi Etik Polri Sanksi Ferdy Sambo Dihentikan Tidak dengan Hormat

Upaya fogging, lanjut Agus, tahun ini memang diserahkan penuh ke masing-masing puskesmas. Sebab, sebanyak 27 puskesmas yang tersebar di 18 kecamatan sudah dibekali alat fogging mandiri. Sedangkan untuk pengisian obat atau cairan fogging disuplai oleh dinkes. ”Mulai tahun ini proses fogging langsung dilakukan mandiri oleh puskesmas setempat bersama dengan pemdes. Kalau Dinkes hanya menyuplai obat/cairan fogging saja dan visitasi,” pungkas mantan Kepala Puskesmas Pungging ini. (oce/ron)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/