Tewasnya Ardiyo Wiliam Oktaviano, remaja asal Dusun Ketemas, Desa Ketemasdungus, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, yang ditemukan tewas di bawah Jembatan Gumul KM Lamongan 32+400, perbatasan Kecamatan Kemlagi dan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, diduga menjadi korban penculikan orang tak dikenal (OTK).
Dugaan itu muncul setelah pada Rabu malam (29/1), siswa kelas IV SDN Ketemasdungus ini diminta mengantar OTK menunjukkan rumah seseorang, di tengah bermain gasing sepulang les private bersama dua temannya. Salah seorang warga, Sutarji, mengungkapkan, dugaan penculikan korban ini terjadi sekitar pukul 20.00 di lingkungan desanya.
Saat itu, korban sedang bermain gasing bersama dua temannya, tiba-tiba dipanggil OTK dari tepi jalan. OTK yang mengendari sepeda motor Yamaha Vega R ini modusnya mencari rumah temannya di desa setempat. ’’Namanya anak kecil, ya mau saja dipanggil,’’ ungkapnya.
Dia menyebutkan, diduga korban memang tak ada kecurigaan apa pun. Sayangnya, niat baik korban untuk menunjukkan rumah salah satu warga bernisial HD, diduga dimanfaatkan pelaku.
Dari situ Ardiyo kemudian tidak diketahui keberadaannya. Bahkan, dia tak kunjung pulang ke rumah seperti dua temannya. Mendengar cucunya tak pulang, nenek Ardiyo, Miskah, 55, pun panik.
Pencarian di lingkungan desa dilakukan. Namun, usahanya tak membuahkan hasil. Hingga larut malam, korban tak kunjung ditemukan. ’’Ditanyakan ke orang tuanya dan saudara-saudaranya juga tidak ada yang tahu,’’ ungkapnya.
Memang, selama ini Ardiyo tinggal bersama neneknya di desa setempat. Sementara, sang ayah, Iwan, dan ibunya dikabarkan sudah berpisah. Sebelumnya, lanjut Sutarji, teman perempuan Ardiyo sempat akan menemui OTK.
Namun, tawaran untuk mengantar kepada alamat orang yang ditanyakan ditolak OTK. Pelaku justru memanggil korban untuk mengantarkan ke rumah salah seorang warga setempat. ’’Memang nama HD yang dicari orang itu (OTK, Red) ada di dusun sini. Tapi dugaan warga, itu hanya asal sebut nama saja,’’ paparnya.
Dugaan penculikan itu dikuatkan setelah jasad Ardiyo ditemukan di bawah jembatan hutan jati yang menjadi jalur alternatif Mojokerto menuju Lamongan. ’’Intinya, malamnya korban saat main dipanggil orang di pinggir jalan, lalu keluarga sadar dia hilang. Dan, paginya ditemukan sudah meninggal,’’ paparnya.
Eko Wahyuti, salah satu perangkat desa menegaskan, Ardiyo sebelum dipanggil seseorang berambut panjang dan salah satu telinganya menggunakan anting. Saat itu korban tengah bermain gasing di depan rumah temannya, Rizki. Tempat bermain tersebut dekat dengan tempat tinggalnya. ’’Dia bermain gasing dengan dua temannya, Islah dan Izul,’’ ujarnya.
Nahas, saat diminta untuk menunjukkan rumah HD, motor yang ditumpangi Ardiyo bersama terduga pelaku justru tancap gas. ’’Di atas motor, anaknya sempat mancal-mancal (berontak) katanya. Ini cerita Islah, temannya. Setelah itu tidak tahu,’’ tegasnya.