MOJOKERTO – Seiring perkembangan zaman semakin meningkat pula modus kejahatan. Salah satunya menggunakan motif sebagai jasa penukaran uang receh.
Kamis (27/9) hal itu dialami Tomi Baskoro, 23, warga Desa Sambiroto, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Tomi menceritakan, penipuan yang dialaminya terjadinya pukul 09.00.
Saat itu, dia sedang berada di toko pakan burung miliknya. Semula dia tidak menyangka menjadi korban penipuan. Saat melayani pembeli, tak lama berselang ada laki-laki mengendarai motor dengan membonceng perempuan yang menggendong balita berhenti di depan tokonya.
Tak lama, salah satu pelaku masuk dalam toko dan meminta tolong untuk menukarkan uang receh Rp 600 ribu. Namun, agar korban tidak curiga, pelaku juga langsung memberi tahu jika jumlah uang receh yang dibungkus plastik hitam sudah sesuai. Bahkan, untuk meyakinkan, pelaku juga meninggalkan nomor telepon. ”Saat itu saya lagi banyak membeli, jadi tidak terlalu fokus. Lagian kalau mau dihitung uang receh sebanyak itu ya pasti lama,’’ kata dia. Karena kesibukan melayani pembeli, korban pun memberikan uang Rp 600 ribu menggunakan 6 lembar pecahan uang Rp 100 ribuan. Namun, karena merasa ada yang janggal, korban sempat memfoto pelaku saat menaiki motor dan meninggalkan tokonya.
Tak berselang lama, uang receh hasil penukaran pun dihitung. Ternyata benar. Uang receh tersebut hanya berjumlah Rp 200 ribu. ”Saya kaget. Kok uangnya sedikit, dan dihitung ternyata hanya Rp 200 ribu,’’ kesalnya. Dia menuturkan, kasus serupa sebelumnya pernah dialami karyawan salah satu minimarket.
”Kemarin saya dengar di minimarket dan tetangga saya juga tertipu dengan modus uang receh dan dikasih nomor palsu,’’ ujarnya. Khawatir motif penipuan serupa terulang dan memakan korban kembali, Tomi memilih untuk melaporkan pelaku ke Mapolsek Sooko. (ras)