MOJOANYAR, Jawa Pos Radar Mojokerto – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mojokerto memastikan tidak ada zat berbahaya di Kali Ledeng, Dusun Kuripan, Desa Jumeneng, Kecamatan Mojoanyar, Memerahnya aliran sungai itu disebabkan melonjaknya populasi alga merah alias blooming alga.
Asisten I Sekda Kabupaten Mojokerto Didik Chusnul Yakin menerangkan, hasil uji laboratorium menunjukkan fenomena memerahnya air Kali Ledeng tersebut dipicu terjadinya blooming alga. ”Hasil uji laboratorium mengindikasikan kesesuaian kualitas air sungai dengan faktor pemicu blooming alga,” ungkap pria yang sebelumnya menjabat sebagai Plt Kepala DLH Kabupaten Mojokerto ini.
Menurutnya, ada dua faktor pemicu peristiwa unik tersebut. Yakni temperatur dan eutrofikasi. Saat uji sampel, temperatur air sungai di angka 33 derajat celsius. Sedangkan, eutrofikasi yaitu melimpahnya nutrien. Salah satunya diindikasikan dengan kadar fosfat 1,76 mg/l dengan baku mutu 0,2 mg/l.
Hasil uji tersebut didasarkan pada baku mutu untuk badan air kelas dua, oksigen terlarut sebesar 3,24 mg/l dengan baku mutu minium 4 mg/l. ”Kadar fosfat ini dapat disebabkan oleh air limbah domestik dari penggunaan deterjen yang mengandung fosfat atau residu dari penggunaan pupuk pertanian. Jadi tidak ada bahan berbahaya yang memicu itu,” ungkapnya.
Meski begitu, limbah deterjen dan residu pupuk bisa membahayakan lingkungan jika dalam jumlah banyak. Sehingga, pengawasannya dilakukan dengan baku mutu kualitas lingkungan hidup. ”Bisa membahayakan kalau berlebihan. Sehingga produk deterjen dan produk pupuk non organik pasti diatur SNI-nya. Demikian juga dengan air limbah maupun air sungai juga diatur baku mutunya,” paparnya.
Menurutnya, fenomena blooming alga tersebut juga dapat dipicu dengan kondisi air sungai yang tidak mengalir. Lantaran adanya sekat pada sejumlah keramba ikan di sepanjang sungai. ”Kemarin (setelah uji laboratorium) setelah kami lakukan tinjau ulang ke lokasi sungainya sudah tidak merah dan air sungai sudah mengalir normal lagi,” imbuhnya.
Didik mengatakan, fenomena blooming alga yang memicu Kali Ledeng berubah warna itu lazim terjadi. Hanya saja, peristiwa unik tersebut kerap terjadi di laut dan danau. Sedangkan, di aliran sungai, sejauh ini terjadi fenomena blooming alga hijau. ”Lazim atau tidaknya, selama faktor-faktor pemicunya ada dan kondisi lingkungan mendukung untuk terjadi, ya mungkin saja bisa terjadi,” tukas Didik.
Sebelumnya, awal Januari lalu warga Dusun Kuripan, Desa Jumeneng, Kecamatan Mojoanyar, digegerkan atas memerahnya air Kali Ledeng. Mulanya, warga menduga fenomena langka itu dipicu pencemaran limbah berbahaya. Sehingga, warga tidak berani menggunakan air sungai untuk irigasi lahan pertanian hingga memancing ikan. (vad/ron)