Polisi Lakukan Otopsi Jasad Korban
JETIS, Jawa Pos Radar Mojokerto – Su, 43, meninggal dunia diduga akibat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialaminya selama berbulan-bulan. Ibu rumah tangga asal Desa Ngabar, Kecamatan Jetis itu disebut kerap mengalami penganiayaan yang dilakukan suaminya sendiri, SM.
Korban dinyatakan meninggal Rabu (22/6) malam di rumah sakit di Nganjuk setelah menjalani perawatan selama beberapa hari. Korban dirawat oleh Fi, salah satu anak perempuannya yang tinggal di kota tersebut.
Hal ini dilakukan lantaran korban diketahui kerap dianiaya SM. Korban dan SM menikah sekitar tujuh bulan lalu. Korban merupakan janda lima anak dan SM seorang duda asal Mojoanyar. Keduanya tinggal di di Desa Ngabar bersam tiga anak korban.
Kasus KDRT itu disebut-sebut sudah dialami korban selama dua bulan terakhir. “Sering dipukul, adik saya yang lebih tahu karena tinggal serumah,” kata Fajar, salah satu anak korban yang tinggal di Kecamatan Kemlagi.
Korban kerap dipukuli, ditendang, hingga diperlakukan tidak wajar. Kekerasan itu membuat korban jatuh sakit. “Dulu sehat tapi sekarang kurus dan sakit-sakitan,” imbuh Musa, tetangga korban.
Peristiwa kejam yang dialami korban baru diketahui keluarga minggu lalu. Saat itu, perangkat desa setempat mengadu ke polisi mengenai penganiayaan yang kerap dilakukan terduga pelaku kepada istrinya.
Polisi menyarankan keluarga korban supaya membuat laporan. Namun, saat itu, korban sudah dibawa ke Nganjuk untuk dirawat. Hingga akhirnya, Rabu (22/6) sekitar pukul 21.24, keluarga mendapat kabar jika korban telah meninggal dunia.
Pihak korban pun tak terima dan meminta supaya korban dilakukan otopsi. Kamis (23/6) pagi, keluarga telah membuat laporan terkait dugaan penganiayaan hingga meninggal dunia.
Jasad korban saat ini berasa di ruang jenazah RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto. Identifikasi dilakukan Polres Mojokerto bersama Tim Labfor Polda Jatim.
“Keluarga korban menyampaikan kematian ini diakibatkan KDRT yang dilakukan suaminya. Tapi untuk memastikan, kami sedang proses untuk otopsi,” jelas Kasatreskrim Polres Mojokerto Kota AKP Rizki Santoso di lokasi. Proses otopsi masih berlangsung hingga pukul 16.00. (adi/fen)