KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Kepolisian tingkatkan pengamanan menjelang malam peringatan Natal 2021. Setidaknya, 350 personel dan Unit K9 diterjunkan guna menunjang giat pengamanan dan sterilisasi gereja di wilayah hukum Polres Mojokerto.
Kasat Sabhara Polres Mojokerto AKP Suwarso menerangkan, peningkatan pengamanan dan sterilisasi gereja menjelang Natal tersebut dimulai sejak kemarin. Terhitung lima hari sebelum puncak peringatan Natal kali ini. Tujuannya, untuk mengantisipasi adanya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) bagi umat kristiani yang tengah memperingati hari raya. ’’Kita antisipasi semua potensi gangguan kamtibmas sesuai fungsi TNI/Polri. Tentunya untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi saudara kita sehingga bisa beribadah dengan khidmat dan jauh dari (pelbagai) ancaman,’’ sebutnya.
Suwarso mengatakan, kepolisian tak ingin tragedi ledakan bom yang menimpa Riyanto sekitar 21 tahun silam terulang kembali. Untuk itu, 28 gereja dan tujuh rumah ibadah di wilayah hukum Polres Mojokerto terus dipantau petugas selama peringatan Natal kali. Terdapat tiga kecamatan yang menjadi atensi kepolisian dalam pengamanan Natal. Yakni Kecamatan Mojosari, Dlanggu, dan Pacet. ’’Hasil pemetaan kami, tiga kecamatan itu punya gereja dan jumlah jemaat yang relatitif lebih banyak daripada (kecamatan) yang lain,’’ terangnya.
Sehingga, 350 personel dan Unit Satwa (K9) diterjunkan guna memaksimalkan upaya preventif terhadap gangguan kamtibmas selama peringatan Natal kali ini. ’’Untuk pengamanan, kami juga dibantu dari masing-masing polsek. Dan kami libatkan Unit K9 untuk memaksimalkan sterilisasi gereja dan rumah ibadah,’’ imbuhnya. Dikatakannya, mekanisme pengamanan di setiap geraja tak jauh berbeda seperti tahun-tahun sebelumnya.
Jemaat dan tamu undangan gereja bakal melalui proses pemeriksaan keamanan yang ketat. Salah satunya melalui pemeriksaan metal detector. Hingga, diberlakukan peningkatan pengamanan di setiap gereja dua jam sebelum ibadah dimulai. ’’Untuk personel yang disiagakan di gereja, kita sesuaikan dengan jumlah maksimal jemaatnya ya. Seperti Gereja Katolik Santa Maria Bintang Kejora Pacet itu kita siagakan sekitar 20 personel. Semua barang milik jemaat dan tamu undangan dititipkan ke petugas, jadi mereka masuk hanya membawa Alkitab saja,’’ tukas Suwarso. (vad/fen)