– Polisi Bekuk Pelaku Pengeroyokan Siswa SMP hingga Tewas
– Tuding Korban Comot Foto Pelaku dan Dipakai Foto Profil WA
MOJOSARI, Jawa Pos Radar Mojokerto – Aksi pengeroyokan yang menewaskan seorang pelajar SMP asal Kecamatan Puri, dilatarbelakangi dendam pribadi. Pelaku mengaku kesal lantaran korban menggunakan foto dirinya untuk profil picture whatsapp (WA) dan dipakai untuk chatting mesum serta video call sex (VCS) ke sejumlah teman wanita pelaku.
Pelaku adalah NA, 16, warga Kecamatan Puri dan Mukhamad Indras Wari alias Aldi, 21, warga Dusun/Desa/Kecamatan Trowulan. Kedua pelaku mengenal korban, MTH, 14 lantaran tergabung dalam komunitas keagamaan yang sama.
Di depan polisi, pelaku mengaku kesal hingga nekat mengeroyok korban lantaran diduga MHT memakai foto NA dan Aldi untuk profil picture WA dan digunakan berkomunikasi pada sejumlah teman wanita NA. ”Pelaku NA tidak terima dan minta bantuan tersangka Aldi untuk melakukan penganiayaan hingga mengakibatkan korban meninggal dunia,” terang Kapolres Mojokerto AKBP Apip Ginanjar saat konferensi pers di mapolres kemarin.
Dalam aksinya, NA juga meminta tolong pada rekan wanitanya, LMS, 15, untuk mengajak korban jalan-jalan. Mengiyakan ajakan LMS sekitar pukul 17.00 Minggu (13/3), MHT akhirnya masuk perangkap NA.
Setiba di Jalan Raya Tuangan Dusun Tambang, Desa Karangjeruk, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, korban disambut pelaku dengan pukulan. Korban yang saat itu masih duduk di atas motor, kepalanya dipukul Aldi menggunakan ukulele. ”Karena dendam, NA menyusun rencana itu. Artinya aksi ini sudah direncanakan dari awal,” ujar Kasatreskrim Polres Mojokerto AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo.
Tak sampai di situ saja. Korban mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari kedua pelaku di bagian kepalanya. Korban yang tak berdaya ditinggalkan keduanya dalam kondisi lemas. Sementara, ponsel korban dibawa Aldi. ”Setelah itu Aldi mengambil HP korban untuk dijual. Dan ukulele yang dipukulkan ke korban langsung dibuang ke Sungai Dinoyo–Jatirejo,” ungkapnya.
Akibat menerima pukulan bertubi-tubi dari keduanya, korban mengalami luka serius di bagian kepala. ”NA memukul dengan tangan kosong dan Aldi pakai gitar (ukulele) ke bagian kanan, kiri, dan belakang kepala korban. Hasil pemeriksaan CT scan, tulang tengkorak korban retak hingga mengakibatkan pendarahan otak,” imbuhnya.
Disinggung terkait keterlibatan LMS, kepolisian belum bisa bicara detail. Sebab, hingga saat ini petugas tengah mendalami hal tersebut. Sehingga, status LMS masih sebatas saksi. ”Saat ini kami masih menelusuri keterlibatan LMS. Apakah dia tahu (dari awal) atau hanya dimanfaatkan untuk menjemput korban, ini masih penyelidikan. Nanti akan kami koordinasikan dengan jaksa untuk menentukan status LMS selanjutnya,” urainya.
Sementara itu, Aldi mengaku aksi pengeroyokan itu dilandasi rasa dendam pada korban. Sebab, diduga korban memakai foto keduanya untuk profil picture WA dan disalah gunakan untuk mesum. ”Dibuat video call sex (VCS) terus minta PAP (post a picture) ke teman-teman perempuan,” ungkap pria yang bekerja sebagai kuli bangunan itu.
Meski begitu, pihaknya menampik jika dituding berniat membunuh korban. Sebab, keduanya hanya berniat menganiaya MHT agar tidak mengulangi hal yang dituduhkan pada korban. ”Mau ngasih pelajaran saja biar tidak diulangi lagi. Maksudnya ya cuma mukulin saja,” imbuhnya kemarin.
Kini, pelaku dan sejumlah barang bukti diamankan di mapolres guna kepentingan penyelidikan. Pelaku dijerat Pasal 76C juncto Pasal 80 ayat 3 UU RI No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan Pasal 170 ayat 3 KUHP tentang Pengeroyokan. Aldi terancam hukuman penjara maksimal lima tahun enam bulan lamanya. Sedangkan AN diproses sesuai sistem peradilan anak.
Sebelumnya, kondisi kesehatan MHT dikabarkan makin drop usai dikeroyok keduanya. Sempat menjalani perawatan medis selama tiga hari. Dan nyawa korban tak berhasil diselamatkan. Meski luka di kepala korban sempat operasi, MHT dinyatakan meninggal Selasa (15/3) sore di RSI Sakinah. (vad/ron)