TROWULAN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Isu terorisme yang kembali menghangat menjadi atensi besar segenap aparat keamanan, tak terkecuali bagi korps Brimob di Jawa Timur. Bertepatan dengan Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Brimob Ke-74, satuan operasi khusus milik Polri ini, menegaskan siap menjaga wilayah dari ancaman bahaya teror.
Sejumlah objek vital yang berpotensi menjadi sasaran serangan terus mendapat pengawasan dan penjagaan ketat dari unit taktis polisi itu. Termasuk, mewaspadai situasi dari gangguan keamanan lain yang siap menghancurkan kedaulatan NKRI, khususnya di wilayah hukum Polda Jatim.
’’Mulai Kamis (14/11) kita sudah mendapat perintah dari Mabes Polri untuk meningkatkan kewaspadaan. Yang jelas, di tempat-tempat objek vital, kemudian mako (markas komando),’’ tutur Wakapolda Jatim, Brigjen Djamaludin, usai mengikuti perayaan HUT Brimob Ke-74 di Pendapa Agung Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
Sudah bukan rahasia umum lagi, jika wilayah Jatim beberapa kali menjadi target para pelaku terorisme. Khususnya, di Kota Pahlawan Surabaya, yang tahun lalu bertubi-tubi diserang teror bom bunuh diri. Pertama, menyasar tiga gereja, dan selang sehari kemudian giliran Mako Polrestabes Surabaya menjadi target bom bunuh diri.
Sejumlah korban tak luput dari aksi biadab ini. Termasuk anggota kepolisian yang bertugas menjaga keamanan, baik di tiga gereja maupun di Mapolrestabes Surabaya.
Tak heran, jika polisi kini mengeluarkan atensi guna meningkatkan keamanan pasca aksi teror di Polrestabes Medan yang mengakibatkan 6 orang terluka, Rabu (13/11). Menjawab pertanyaan itu, Brimob bersama satuan lain menegaskan kesiapannya dengan segenap risiko yang mengikuti.
Meski kewaspadaan terhadap ancaman kehilangan nyawa tetap diperhitungkan lewat strategi yang dirancang. ’’Sesuai dengan mottonya: Sekali Melangkah Pantang Menyerah, Sekali Tampil Harus Berhasil. Makanya, mereka mengambil (perayaan HUT di Pendapa Agung Trowulan, Red) di tempat ini. Kita juga bekerja sama dengan Densus 88,’’ imbuhnya.
Sementara itu, aksi bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatera Utara juga menjadi atensi besar Pemprov Jatim. Bahkan, Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak telah menggelar sejumlah upaya antisipasi agar peristiwa tersebut tak terjadi di Jatim. Termasuk, mendeteksi kantong-kantong rawan yang kerap menjadi sasaran pelaku.
’’Kami bersama BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris) senantiasa melakukan pendekatan sektoral. Dengan mendeteksi kantong-kantong kerawanan,’’ ungkapnya. Emil menjelaskan, beberapa faktor penyebab munculnya aksi terorisme di tanah air. Salah satunya adalah faktor ketimpangan ekonomi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Termasuk juga persoalan dasar lain, seperti konflik sosial dan politik.
’’Pemicu-pemicu tersebut yang perlu kita antisipasi sejak dini. Agar aksi serupa tidak terjadi kembali,’’ tegas pria yang pernah menjabat Bupati Trenggalek ini. Emil melanjutkan, selama ini pemprov sudah melakukan upaya pencegahan dini dengan memberikan pemahaman secara masif akan cinta tanah air kepada generasi penerus bangsa sampai ke pelosok-pelosok desa.
Dengan harapan, untuk memutus mata rantai jaringan teror yang kerap menggunakan kaum muda sebagai tumbal pelaku teror. ’’Kami sudah melakukan upaya preventif dengan melibatkan masyarakat. Selain itu, kami juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan sampai ke sekolah-sekolah, serta komunitas-komunitas,’’ pungkasnya.