TRAWAS, Jawa Pos Radar Mojokerto- Dalam menjajakan praktik seks komersial jenis threesome yang dilakukan Rahayu Ardi Kurniawati, 37, warga Desa/Kecamatan Trawas, dan Mustofa alias Putra, 38, warga asal Desa Sawo, Kecamatan Kutorejo, tak murah. Keduanya memasang tarif kepada pelanggan vila dengan harga Rp 1,5 juta untuk sekali kencan. Dengan rincian, pembagian hasil, Rahayu mendapat Rp 1,2 juta, sedangkan sisanya Rp 300 ribu untuk Mustofa sebagai gigolo.
Namun, nilai tersebut belum termasuk biaya sewa penginapan vila Rp 500 ribu yang harus ditanggung pelanggan atau tamu vila. Sehingga, untuk sekali kencan ini pelanggan harus mengeluarkan biaya Rp 2 juta.
Kapolres menegaskan, layanan seks threesome yang dijajakan Rahayu dan Mustofa, sudah berjalan selama setahun terakhir ini. Mereka tidak hanya melayani pelanggan pria, namun juga pelanggan atau tamu wanita.
Nah, setelah sebelumnya mendapati laporan masyarakat, lanjut kapolres, praktik prostitusi seks tidak wajar ini berhasil dibongkar Unit PPA Satreskrim Polres Mojokerto pada Kamis (6/2) pukul 11.30. ’’Setelah kita telusuri, untuk Mustofa ini ternyata tukang pijet plus yang juga memberi pelayanan kepada ibu-ibu sebagai pelangganya,’’ paparnya.
Modus para tersangka dalam memberikan layanan seks threesome terbilang sama. Setelah Rahayu mendapatkan pelanggan, dia kemudian menghubungi dan mengajak Mustofa. Kepada pelanggan, keduanya mengaku menjadi pasangan suami istri.
Pengakuan itu sekaligus untuk meyakinkan pelanggan agar tidak sungkan ketika diajak melakukan hubungan intim tersebut. ’’Modus itu untuk menarik pelanggan supaya lebih nyaman. Karena pelanggannya minta suami istri,’’ ujarnya.
Padahal, Rahayu sendiri mempunyai suami dan tiga anak. Hanya saja, dalam kesehariannya dia diketahui bekerja sebagi calo vila di kawasan Trawas. Namun, karena alasan himpitan ekonomi, dia rela terjun melakukan perbuatan upnormal dengan menjajakan diri kepada para pelanggan vila.
Sedangkan Mustofa diketahui berstatus sebaga duda pasca resmi bercerai dengan istrinya. Kapolres menegaskan, dalam setahun ini, para tersangka sudah beraksi tiga kali. ’’Mereka melayani pelanggan wanita maupun pria,’’ tambahnya.