28.8 C
Mojokerto
Monday, May 29, 2023

Tenggak Racun di Makam Ayahnya

SOOKO, Jawa Pos Radar Mojokerto –NWR, 23, warga Dusun Sugihan, Desa Japan, Kecamatan Sooko, ditemukan tewas di makam desa setempat, kemarin. Diduga, korban mengakhiri hidupnya dengan menenggak racun tepat di pusara ayahnya sendiri.

Sugito, 60, juru kunci makam mengatakan, kali pertama korban ditemukan tewas sekitar pukul 15.30. Mulanya, korban datang ke makam sendirian dengan mengendarai motor. Namun, tak berselang lama, ia melihat korban sudah tergeletak tepat di atas makam ayahnya. ” Waktu itu saya sedang bersih-bersih. Terus kelihatan korban sudah tergeletak, ternyata sudah meninggal,” sebutnya kemarin di lokasi.

Dijelaskannya, di lokasi terdapat sebuah botol berisi cairan berwarna merah kecokelatan. Diduga, korban nekat mengakhiri hidupnya dengan menenggak racun yang dikantonginya. ”Ndak ada busa di mulutnya. Dia masih lemas. Tapi tangan dan kakinya meregang. Mungkin dia minum racun di dalam botol itu ya. Di situ tadi ada botol masih ada isi dan sedotannya, seperti teh. Saya coba bau, aromanya menyengat minta ampun,” ungkapnya.

Baca Juga :  Polisi Tangkap Enam Anak Punk Edarkan 14 Kg Ganja di Sumut

Kapolsek Sooko AKP Shohibul Yakin menambahkan, korban yang ditemukan meregang nyawa di pusara ayahnya itu diduga mengidap depresi dan nekat mengakhiri hidupnya dengan menenggak racun. Hanya saja, petugas masih mendalami jenis racun yang ditenggaknya. ”Minuman di botol itu racun. cuma racunnya racun apa, masih kami selidiki,” terangnya.

Hasil visum luar menunjukkan, tubuh korban tidak menunjukkan ciri-ciri keracunan. Sehingga, kepolisian butuh pendalaman terkait hal tersebut. ”Tidak ada busa di mulut dan luka di tubuh korban, semua bersih. Ciri khas keracunannya tidak begitu kelihatan, jadi ini masih dalam penyelidikan,” bebernya. Sempat menjalani visum di rumah duka, keluarga korban menolak autopsi.

Sementara itu, meninggalnya NWR, memunculkan spekulasi di tengah masyarakat. Korban kerap terlihat berziarah ke makam ayahnya yang telah meninggal 100 hari lalu itu. Sepeninggal ayahnya, ia kerap ziarah ke makam bahkan hingga malam hari. ”Sering sampai tidur di makam. Sampai malam hari. Kalau ndak dijemput ibunya gitu ndak pulang,” bebernya.

Baca Juga :  Hasil Otopsi, Korban Pakerin Disebabkan Hirup Gas Beracun

Mahasiswi semester 10 Program Studi Sastra Inggris di salah satu universitas di Malang ini juga pernah berusaha mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di rumahnya, Rabu (1/12) lalu. Beruntung, aksi itu berhasil digagalkan ibu dan saudaranya. (vad/ron)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/