KECINTAAN terhadap dunia pendidikan tak diragukan lagi dalam diri Yuni Muji Astutik. Tenaga pendidik yang mengabdi sejak 1993 ini dikenal total dalam menjalankan tugas. Selain menjadi guru bahasa Inggris, ia juga turut berperan dalam mengembangkan SMPN 2 Mojokerto.
Sejak didapuk sebagai koordinator kantin sekolah, Yuni berusaha mengubah kantin tak hanya menjadi tempat bertransaksi jual-beli. Namun, kantin diciptakan menjadi sarana prasarana belajar. ”Saat ini sudah kami praktikkan di kantin SMPN 2 bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kompetensi kemandirian dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila,” terangnya.
Dalam penerapannya, kantin mengakomodir hasil karya siswa dari sektor kewirausahaan. Beragam produk dijadwal secara bergilir untuk dijajakan.Tempat dan perwajahan kantin juga dirombak lebih nyaman.
Ke depan, harap Yuni, keberadaan kantin menambah branding SMPN 2 Mojokerto yang dikenal sebagai sekolah Soekarno kecil. ”Harapannya SMPN 2 bisa menjadi sekolah yang pertama memberdayakan kantin sebagai pusat pembelajaran,” tandas pendidik yang pernah meraih guru prestasi tingkat Kota Mojokerto tahun 2013 ini.
Semasa menjadi Waka Kesiswaan dan Waka Humas pada 2016-2022, Yuni juga turut berperan aktif dalam menjalin kemitraan dengan komite sekolah. Dia mampu menjembatani komunikasi antara lembaga dan perwakilan wali murid untuk mewujudkan peningkatan fasilitas sekolah. ”Saya berprinsip di mana pun diberi tugas, saya akan berusaha untuk total menjalankannya,” tuturnya.
Pandemi Covid-19 pun juga tak menghentikannya dalam berinovasi. Yuni menulis buku bersama tentang inovasi pembelajaran ZOWAG. Sebuah karya yang dilahirkan untuk mentransfer ilmu melalui aplikasi Zoom, WhatsApp, dan Googleclass selama pembelajaran daring. (ram/ron)