27.7 C
Mojokerto
Thursday, June 8, 2023

Siasat Warga Kota Mojokerto Olah Tomat Murah saat Panen Melimpah

Dijadikan Manisan, Rasa dan Rupa Mirip Kurma

Berawal dari keprihatinan saat harga tomat anjlok, Sri Andijanti, 52, warga Lingkungan Pulowetan, Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto berinovasi membuat makanan olahan yang bernilai lebih tinggi. Hasil panen diolah menjadi produk manisan yang bentuk dan rasanya mirip dengan buah kurma.

RIZAL AMRULLOH, Prajurit Kulon. Jawa Pos Radar Mojokerto

PEREMPUAN yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Putri Kencana ini mulai merintis membuat makanan olahan berbahan baku tomat sejak 2022 lalu. Ide itu muncul saat hasil panen tomat yang dikelola para petani harganya anjlok. ”Sehingga sayang kalau dijual dengan harga murah. Karena tidak sebanding dengan tenaga dan biaya yang kita kaluarkan untuk menanam, merawat, dan memupuk,” terang Sri Andijanti.

Akhirnya, hasil panen tomat dikreasikan menjadi produk makanan olahan. Sri kemudian memilih untuk memproduksi tomat menjadi manisan. Selain pengolahan yang cukup mudah, produk makanan olahan tersebut juga bisa menaikkan nilai jual tomat. ”Satu kilogram (Kg) manisan bisa kami jual Rp 100 ribu,” tandas dia.

Baca Juga :  Di Balik Layar Pementasan Dolen Komo

Menariknya, manisan diproduksi menyerupai kurma. Baik dari sisi bentuk, rasa, hingga tekstur kekenyalannya. Karena itu, makanan olahan tersebut dinamakan manisan tomat kurma.

Meski demikian, proses produksi manisan membutuhkan waktu relatif panjang. Sri Andijanti menjelaskan, bahan baku hanya menggunakan buah tomat segar. Setelah dicuci bersih, tomat kemudian direndam dengan air kapur sirih selama kurang lebih 3 jam.

Selanjutnya, tomat dibelah menjadi dua bagian untuk menyisihkan bagian isi atau bijinya. ”Yang digunakan hanya daging tomatnya saja,” tandas perempuan yang ditunjuk menjadi seksi pengolahan pasca panen di KWT Putri Kencana.
Dalam proses pengolahannya, tomat dimasak bersamaan dengan menambahkan bahan gula pasir dengan perbandingan 5:1. Proses tersebut dilakukan hingga kandungan air dalam tomat menyusut. ”Baru setelah itu bisa dibentuk seperti buah kurma,” tandas dia.

Kemudian, proses produksi masih harus dilakukan dengan tahap pengeringan. Awalnya, manisan tomat dijemur di bawah sinar matahari langsung. Namun, pengeringan hanya bisa dilakukan saat cuaca terik. ”Itu pun masih membutuhkan waktu sampai 3-4 hari saat cuaca panas,” imbuh dia.

Baca Juga :  Polisi Ungkap Penemuan Jasad Guru TK di Kamar Mandi Rumah

Guna mempercepat proses produksi, kini pengeringan manisan tomat kurma telah menggunakan alat food dehydrator. Dengan suhu 60 derajat celcius, pengeringan bisa tuntas dalam 2 hari. Selain lebih higienis, proses produksi tak lagi menggantungkan cuaca.

Sri Andijanti mengatakan, dari 5 Kg tomat segar, manisan hanya mampu menghasilkan 1,2 Kg hingga 1,4 Kg. Melalui proses panjang tersebut, manisan tomat kurma mampu bertahan hingga 6 bulan di suhu ruangan.

Sejauh ini, pemasaran masih dilakukan secara getok tular ke masyarakat dan teman sesama KWT di Kota Mojokerto. Namun, menyambut Ramadan tahun ini, manisan tomat kurma rencana akan diproduksi dengan skala yang lebih besar. ”Sejauh ini pemasaran memang masih dari lingkungan teman-teman sendiri. Karena alat kami juga masih terbatas dengan kapasitas produksi 10 Kg,” imbuhnya.

Selain daging buah, isi tomat juga tidak dibuang percuma. Sri juga memanfaatkannya untuk diolah sebagai sirup. Namun, minuman olahan itu masih belum dipasarkan secara luas karena masih tengah diajukan proses legalitasnya. (ron)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/