29.8 C
Mojokerto
Tuesday, March 21, 2023

Kelas 3 SD Mulai Berani Tampil di Depan Publik

Nirina Indah Nuraini, Daiyah Juara Pildarama 2022 (1)

Tidak banyak anak-anak yang bercita-cita mendambakan dirinya sebagai pendakwah di masa depan. Namun bagi gadis asal 13 tahun ini, menjadi mubalighah justru sudah ia cita-citakan sejak kecil. Tak heran, penampilannya di Pemilihan Dai Ramadan (Pildarama) 2022, 2-25 April kemarin mampu memikat perhatian dewan juri dan peserta lainnya.

FARISMA ROMAWAN, Kota, Jawa Pos Radar Mojokerto

TAK banyak yang menyangka jika gadis kelahiran 11 Maret 2009 ini memiliki suara lantang ketika sudah menginjakkan kaki di panggung. Dilihat dari senyumnya, banyak yang sempat mengira jika siswi kelas VII SMPN 1 Kota Mojokerto adalah sosok yang pandai bercerita. Namun anggapan tersebut berbanding terbalik ketika empat dewan juri mengumumkan namanya sebagai pemenang Pildarama 2022.

Total nilai 364 menjadi angka tertinggi yang berhasil ia dapatkan dari penampilannya saar babak 10 besar lalu. Atas hasil tersebut, Nana, sapaan akrab Nirina Indah Nuraini ini berhak dinobatkan sebagai dai atau daiyah remaja terbaik di Mojokerto. Ia berhasil menyingkirkan 108 siswa/siswi lain yang turut mengikuti event yang digelar Jawa Pos Radar Mojokerto (JPRM) tersebut.

’’Seneng saja, meskipun sempat nervous di awal-awal babak penyisihan karena waktu persiapan yang minim,’’ terangnya. Namun bakat Nana sebagai mubalighah profesonal sejatinya sudah terlihat sejak ia masih kecil. Khususnya, saat menginjak usia 7 tahun atau SD kelas 1. Di mana, satu-satunya putri pasangan Muhammad Nur Hadi dan Erni Kustina ini juga sempat mengikuti ajang Pemilihan Dai Cilik (Pildacil) tahun 2017 yang digelar Jawa Pos.

Baca Juga :  Hikayat Kerajinan Bambu Mojopilang Terancam Tamat

Tak sekedar sebagai simpatisan, Nana yang mewakili Kota Mojokerto bahkan sempat menjadi yang terbaik saat tampil di sesi pertama. Atau tingkat regional yang meliputi, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Kediri, Ponorogo, dan dan beberapa daerah wilayah barat Jawa Timur. Namun sayang, penampilan apiknya terhenti saat tampil sesi kedua atau grand final. ’’Saat itu (grand final) memang sedang sakit, jadi nggak bisa maksimal,’’ tandasnya.

Nah, kepiawaiannya berdakwah itulah, lambat laun bakat Nana terasah. Meski tanpa guru khusus, namun Nana tak berhenti dalam mengasah kemampuannya. Di bantu Erni dan Nur Hadi, bakat Nana pun berkembang hingga akhirnya mendapat undangan berdakwah di depan publik. Tak tanggung-tanggung, ceramah di depan warga atau jamaah di daerah Nganjuk menjadi jadwal perdananya di muka umum.

Baca Juga :  Dakwah sekaligus Pelopori Keselamatan Lalu Lintas

’’Seingat saya itu saya masih kelas 3 SD atau tahun 2017. Awalnya ditawarin sama Nenek di jamaah pengajiannya, tapi justru disuruh tampil di depan warga. Kalau belajarnya sih otodidak, tapi tetap didampingi mama, papa dan guru agama,’’ tandasnya. Dari situ, Nana juga sempat beberapa kali berdakwah di forum atau momentum hari besar islam, baik di internal sekolah atau di lingkungan tempat kedua orang tuanya bekerja.

Meski begitu, Nana tak puas dengan capaian tersebut. Ia masih berhasrat bakat public speaking-nya di bidang keagamaan islam berkembang lebih luas lagi. Salah satunya dengan mengikuti ajang pemilihan dai seperti Pildarama. Bahkan, ia juga berhasrat tampil di event level nasional yang digelar salah satu stasiun televisi nasional. Hasrat tersebut tentunya untuk mewujudkan cita-citanya sebagai mubalighah terkemuka.

Seperti idolanya KH. Anwar Zahid dan Ustaz Yusuf Mansur yang mampu memberikan pencerahan bagi umat muslim, khususnya di Indonesia. ’’Kalau KH. Anwar Zahid memang pembawannya lucu tapi materinya yang disampaikan tetap mengena di hati masyarakat. dua atau tiga tahun lagi mungkin akan ikut ajang pemilihan dai yang lebih tinggi lagi,’’ pungkasnya. (fen)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/