22.8 C
Mojokerto
Sunday, May 28, 2023

Yani Suharto, 57, Asal Mojokerto Pembudidaya Cabai Terpedas di Dunia

Satu Kilogram Tembus Rp 1 Juta, Pelanggan dari Restoran Kelas Atas

Petani di Dusun Joho, Desa Tempuran, Kecamatan Pungging, berhasil membudidayakan cabai paling pedas di dunia. Cabai jenis carolina reaper itu bentuknya cenderung bulat seukuran buah stroberi. Selain unik, harga cabai yang banyak diolah untuk masakan restoran kelas atas tersebut mencapai selangit.

YULIANTO ADI NUGROHO, Pungging, Jawa Pos Radar Mojokerto

KEBUN milik keluarga Yani Suharto, 57, bisa dibilang gudangnya hortikultura antimainstream di Mojokerto. Di antara green house yang berdiri di tepi jalan Dusun Joho itu tumbuh buah tin hingga cabai carolina reaper, cabai terpedas di dunia. Tanaman-tanaman impor tersebut berhasil dibudidayakan dengan teknik semi hidroponik. ”Kalau cabai carolina ini dikembangkan sejak 2 tahun lalu. Kalau buah tin baru enam bulan terakhir,” kata Yayan, sapaan Yani.

Baca Juga :  Kerinduan pada Lenggak-Lenggok Pesinden dalam Tabuhan Gamelan

Dibutuhkan waktu tiga bulan agar cabai carolina bisa dipanen. Saat matang, ukuran cabai asal Amerika Serikat ini sebesar buah stroberi. Dibanding cabai pada umumnya, bentuknya pun jauh berbeda. Cabai carolina cenderung bulat mirip waluh versi mini. Di kebun bernama Fath Garden itu, Yayan mengembangkan empat varian cabai carolina, yakni merah, kuning, cokelat, dan putih.

Bersama adik kandungnya, Ichwan Hermawan, 55, dan beberapa karyawan, Yayan merawat ratusan tanaman cabai carolina di tiga bangunan green house. Budi daya cabai dilakukan secara organik menggunakan teknologi autopot. Yakni suplai air nutrisi ke setiap pot tanaman cabai secara otomatis menggunakan alat bernama water guard hasil rancangan sendiri. ”Ada sedikit perlakuan berbeda dari sisi mengatasi jamur dan mengatur suhu, karena ini cabai impor,” imbuh Ichwan.

Baca Juga :  Pertunjukan Wayang Beber di Peringatan Hari Lahir Pancasila

Yang bikin cabai ini spesial, rasa pedasnya mengalahkan semua jenis cabai di dunia. Ichwan menyebut, tingkat kepedasan cabai carolina mencapai 20 kali lipat dibanding cabai lokal. Sejauh ini, pelanggannya berasal dari restoran kelas atas asal Surabaya dan Sidoarjo. ”Mereka datang langsung ke sini, tahu kalau ada budi daya dari media sosial,” imbuhnya.

Selain melayani pembelian dalam kondisi segar, cabai juga dikeringkan untuk dijual dalam bentuk bubuk. Ichwan menyebut, harga satu buah cabai carolina kisaran Rp 15 ribu. Bagaimana kalau mau beli satu kilogram (kg)? ”Sekitar Rp 900 ribu sampai Rp 1 juta per kilo (kg),” tandasnya. Belum banyak petani yang mengembangkan cabai carolina. Di samping masih belum banyak yang tahu, cabai ini tak sepopuler cabai lokal. Olehnya, tak heran jika harganya mencapai selangit. (ron)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/