TAHU solet Mak Ni di Desa Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto cukup legendaris. Sejak 1970, cita rasa tahu dan kenikmatan bumbunya masih tetap terjaga. Tahu produksi rumahan milik pasutri Budi Santoso, 56, dan Susanah, 50, ini memiliki tekstur yang lembut dan bumbu yang yahud.
Bagi yang penasaran bisa langsung datang ke Lapak tahu solet Mak Ni, di pinggir jalan raya, persis di seberang Kantor Desa Perning. Jaraknya hanya sekitar 11 Km atau 20 menit perjalanan dari Kota Mojokerto. Meski terlihat sederhana, namun tak pernah sepi pembeli sejak buka pukul 15.30 hingga 22.00. Tak heran, keduanya terus menggoreng tahu untuk meladeni para pelanggan mereka. ’’Tahu solet ini warisan bapak dan ibu saya yang memulai usaha tahun 1970. Resepnya diwariskan ke saya,’’ ungkap Susanah.

Tahu solet Mak Ni tersebut dirintis pasangan almarhum Kasmin dan Kasiani, 52 tahun silam. Pasutri yang mempunyai 4 anak ini memproduksi sendiri tahu yang mereka jual. Nama Mak Ni diambil dari panggilan Kasiani. Susanah baru mewarisi bisnis ini sejak pensiun dari pabrik sarung tangan pada 2017. Sedangkan Budi, suaminya pensiunan buruh pabrik sepatu. ’’Selama ini kami produksi tahu sendiri di rumah, kedelainya impor dari Amerika Serikat. Rata-rata per hari habis 32 kilogram kedelai untuk 5 bak tahu,’’ katanya.
Pelanggannya pun datang dari berbagai daerah. Baik dari warga sekitar, Kota Mojokerto, Gresik, hingga Sidoarjo. Ditambah lagi, lokasinya yang dekat dengan banyak pabrik menjadikan dagangannya laris manis. Seperti lapak gorengan pada umumnya, tahu solet Mak Ni disajikan saat masih hangat.
Selain bisa dinikmati di tempat, tak jarang juga dibungkus untuk dinikmati bersama keluarga. Di lapak sedehana itu, ternyata omzet tiap harinya tembus Rp 1,5 juta. ’’Satu biji seribu rupiah. Pelanggan juga bisa meminta tahu yang lebih krispi, harganya sama. Pemasarannya hanya dari mulut ke mulut,’’ tuturnya.

Setiap potong tahu goreng ini mempunyai tekstur lembut di dalamnya dan renyah di kulitnya. Selain diproduksi secara tradisional, selama ini Susanah tak pernah mencampurkan obat. ’’Jadi, rasanya tidak ada kecutnya, teksturnya lembut, digoreng cepat kering,’’ ujarnya.
Budi dan Susanah menyajikan tahu solet dengan cara berbeda. Mereka membelah setiap potong tahu, lalu mengisinya dengan bumbu yang nikmat. Bagi yang tidak suka asin, tak perlu khawatir. Sebab tahu solet Mak Ni digoreng tanpa garam. Sedangkan bagi penikmat asin tinggal menaburkan garam secukupnya.
Tidak hanya cita rasa tahunya yang masih original, bumbu tahu solet Mak Ni juga menggoyang lidah. Susanah mempertahankan resep warisan ibunya. Bumbu tahu solet yang satu ini mempunyai cita rasa yang manis, gurih dan pedas yang pas. Yaitu menggunakan campuran kacang goreng, petis, gula pasir, garam dan cabai.
Kacang goreng sengaja ditumbuk tidak sampai lembut atau masih berupa butiran-butiran. Sehingga setiap mengunyah ada sensasi ceklus-ceklus atau kriuk yang gurih. Perpaduan tahu yang mantap dan bumbu yang nikmat membuat sulit berhenti untuk menyantapnya. (ori/ron)