DAWARBLANDONG, Jawa Pos Radar Mojokerto – Beberapa hektare lahan jagung di Dusun Jublangsari, Desa Simongagrok, Kecamatan Dawarblandong diserang kawanan monyet. Petani terancam merugi lantaran banyak tanaman yang rusak.
Selain memakan biji jagung, kawanan monyet yang turun dari arah hutan Kemlagi tersebut juga merobohkan tanaman. Akibatnya, tak sedikit jagung yang rusak. Padahal, usianya sudah mencapai 80 hari dan siap dipanen.
Randi, salah satu petani mengatakan, serangan monyet biasanya terjadi pada siang hari. Kurung waktu pukul 13.00 sampai 15.00. Sekali datang, jumlahnya mencapai seratusan. Gerombolan monyet ini menggasak jagung di seluruh lahan milik petani yang berada di kawasan hutan tersebut. ”Diambil bijinya lalu dibawa ke atas sana (ke arah hutan),” terangnya.
Jejak monyet ini mudah ditemukan. Bekas jagung yang tinggal bonggolnya banyak tercecer di ladang. Tanaman yang diserang tidak berada di satu titik, melainkan cenderung acak. Randi tak bisa memperkirakan berapa banyak jagung yang sudah digasak monyet. Yang jelas, lahan seluas kira-kira 250 meter persegi miliknya ini sudah dijajaki kawanan monyet.
Hal serupa dirasakan seluruh petani yang menanam jagung di tepi hutan tersebut. Lokasi lahan jagung ini sekitar lima kilometer dari permukiman warga. Hektaran lahan yang berdempetan dengan area hutan rimbun membuatnya jadi sasaran utama kawanan monyet. ”Sekitar enam tahun kayak begini. Sering dimakan monyet,” ucapnya.
Kondisi ini membuat petani pusing. Bahkan, mereka rela berjaga sepanjang hari di ladang untuk menghalau kedatangan monyet. Saat monyet datang, para petani bersorak-sorak. Bunyi-bunyian dari kentongan maupun kaleng serta orang-orangan sawah juga dipasang di tengah ladang.
Selain kawanan monyet, ancaman yang tak kalah parah menghadapi serbuan babi hutan. Binatang jenis ini biasanya datang saat malam hari. ”Kalau siang monyet, kalau malah babi. Ampun sudah,” keluh pria 40 tahun tersebut.
Gangguan monyet dan babi ini membuatnya merugi. Dia memperkirakan, hasil tanam kali ini tak bisa maksimal karena banyak jagung yang gagal panen. ”Gimana lagi, ya dilihat saja nanti,” ucapnya lirih. (adi/ron)