KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Harga telur merangkak naik. Semula Rp 17 ribu per kilogram (Kg), kini mencapai Rp 24 ribu per Kg di tingkat peternak. Sedangkan di pasaran, sudah menyentuh Rp 26-27 ribu per Kg.
Salah seorang peternak ayam petelur, Anam Fauzi mengatakan, kenaikan harga telur di tingkat peternak terjadi sejak sekitar sepekan lalu. Menurutnya, sejak sebulan terakhir, harga telur ayam tidak stabil. Namun, merangkak naik saat mendekati Natal. ’’Harga telur (di tingkat peternak) akhir-akhir ini nggak tentu. Dari Rp 19 ribu sempat turun sampai Rp 17 ribu. Tapi setelah itu terus naik sampai Rp 24 ribu ini,’’ ungkap peternak di Dusun Bungkem, Desa Kwedenkembar, Kecamatan Mojoanyar ini.
Menurutnya, meski harga telur tengah meroket, angin segar itu tak begitu terasa bagi peternak. Sebab, kenaikan harga di penghujung tahun ini akibat anjloknya produksi telur di peternakan.
Jumlah panen telur belakangan anjlok drastis. Semula, dalam sehari, dari 1.000 ekor ayam miliknya, mampu menghasilkan sekitar 35 Kg telur. Namun, kini hanya mampu bertelur sekitar 22 Kg saja.
Anam menambahkan, menurunnya produksi telur disinyalir akibat cuaca ekstrem. Cuaca yang tak menentu belakangan ini mengakibatkan ayam stres dan tak sedikit yang sakit yang berujung merosotnya produksi telur. ’’Jadi sekarang banyak ayam yang sakit. Biasanya kayak gini ini divaksin ND IB biar daya tahan dan kekebalan tubuhnya kuat. Tapi karena mahal, minumnya saya campur kunyit dan makannya saya campur kangkung sama daun pepaya,’’ bebernya.
Faktor cuaca juga berpengaruh pada bobot ayam yang tengah sakit. Bobot ayam normal sekitar 2,3 Kg per ekor. Namun jika kondisinya drop, akan merosot menjadi 1,2 Kg per ekor. ’’Karena nafsu makan ayamnya juga berkurang,’’ katanya.
Ditambahkannya, kondisi yang dialaminya saat ini juga dirasakan sejumlah peternak ayam petelur lainnya. Peternak di wilayah Kemlagi, Jombang, hingga Blitar turut mengalami masa paceklik.
Sehingga, kenaikan harga telur tersebut bukan karena momentum Nataru. ’’Nggak setiap akhir tahun harga telur naik begini. Tahun lalu saja harga di tingkat peternak cuma Rp 20 ribu per kilogram,’’ tukas pria 28 tahun. (vad/ron)