Bagi sebagian orang, potongan bahan kulit atau perca kulit (patchwork leather) mungkin bukanlah barang berarti. Namun, bagi Fauziah Utami, bahan tersebut bisa disulap menjadi karya seni bernilai tinggi.
Beragam kerajinan patchwork leather yang menarik sudah dihasilkannya. Mulai tas hingga suvenir bentuk gantungan kunci.
DALAM undangan ajang fashion tingkat nasional tertera jelas nama Amyrose De Craft sebagai salah satu peserta. Pada acara yang bakal digelar secara virtual di akhir bulan Oktober ini, Amyrose De Craft tampak berjajar dengan label karya disainer beken tanah air.
Semacam Ida Royani, Berkah Novita, Dewi Roesdji dan banyak lainnya. Undangan acara fashion tingkat nasional tersebut hanya merupakan sebagian dari yang diikuti Fauziah Utami. Perempuan 40 tahun ini adalah pemilik label Amyrose De Craft.
Sebuah label kerajinan tas kulit patchwork leather. ”Tas yang kita buat memang khusus dari bahan perca kulit,” kata Utami, sapaan Fauziah Utami. Tak sembarang menghasilkan produk kerajinan. Tas hasil kerajinan Utami dikenal dengan kualitas pengerjaan yang bernilai seni.
Semua tahapan proses produksi, mulai desain sampai finishing diawasi Utami dengan ketat. ”Kalau untuk desain tas, kita biasanya menggunakan jasa para desainer profesional. Makanya, desain tas kita selalu eksklusif,” terangnya.
Utami mengawali kerajinan tas ini sejak tahun 2015 silam. Bahan patchwork leather yang biasa digunakan, secara khusus didatangkan dari berbagai kota penghasil kerajinan tas dan sepatu kulit.
Untuk menjaga kualitas produksi kerajinan, Utami selalu menggunakan patchwork leather kualitas terbaik. Tak heran, tas dengan label Amyrose De Craft ini mampu bersaing di pasar.
Bahkan, di kalangan penggiat fashion tingkat nasional, Amyrose De Craft sudah cukup familiar. Meski begitu, harga yang dibanderol Utami terbilang cukup bersahabat.
Mulai kisaran puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. ”Kalau yang untuk tampil, harganya sekitar Rp 1,5 juta,” tuturnya. Utami juga memanfaatkan patchwork leather ini untuk produksi kerajinan lainnya. Dibantu sekitar 15 pegawainya, dia kini memproduksi beragam suvenir.
Dari gantungan kunci hingga kerajinan dalam bentuk kalung kucing. Pangsa pasarnya pun semakin meluas. Dari nasional hingga kelas ekspor ke berberapa negara.