KOTA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Viral mainan anak-anak berupa lato-lato merambah Kota Mojokerto. Penjual mainan tradisional di Kota Onde-Onde pun ketiban untung dengan kepopuleran mainan yang kerap disebut etek-etek ini.
Nur Safi’i, salah satu pedagang Pasar Benteng Pancasila (Benpas) Kota Mojokerto mengatakan sejak dua pekan lalu sudah menjual lato-lato. Setiap hari, lato-lato yang dijualnya selalu menjadi incaran pengunjung pasar Benpas. “Sehari, omset bisa sampai Rp 500 ribu dari lato-lato,” ujar dia kepada Jawa Pos Radar Mojokerto.
Pria asal Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto ini menjelaskan, lato-lato yang dijualnya biasa dikulak dari pengepul/pedagang besar baik di dalam maupun luar Mojokerto. Dia menjual empat jenis lato-lato sesuai ukuran dan variasi warna. “Biasa kulakan dari Mojokerto sendiri dan luar tergantung yang ready yang mana. Ada empat jenis, yang Rp 6 ribuan, Rp 10 ribu, Rp 15 ribu, dan Rp 20 ribu,” jelas dia.
Lato-lato yang dijual biasa menjadi incaran pengunjung Pasar Benpas Kota Mojokerto. Terutama dari kalangan anak-anak mulai balita hingga usia sekolah. “Mereka carinya macam-macam. Tak bisa memperhatikan yang laris yang mana. Semua laku. Kalau yang harga Rp 20 ribuan saya stok sedikit,” sambung Nur Safi’i.
Paling ramai pembelian lato-lato pada akhir pekan, Sabtu-Minggu. Praktis saat liburan Nataru ini penjualan melonjak. “Kalau hari biasa omset Rp 300 ribu. Nah pas liburan ini bisa sampai Rp 500 ribu. Itu dari lato-lato saja,” ujar pedagang asesoris dan gelang ini menambahkan.
Dia mengimbuhkan, mainan lato-lato sangat diminati karena harganya murah dan gampang dimainkan. Bahkan anak balita pun bisa memainkannya meski tak bisa mahir. “Ini mainan tradisional. Ya jadul. Semua bisa memainkan. Caranta juga macam-macam dan harganya terjangkau semua kalangan,” imbuhnya. (fen)