PACET, Jawa Pos radar Mojokerto – Musim kemarau panjang turut memengaruhi harga jual panen bawang merah. Petani tanaman komoditas bumbu dapur di Dusun Made, Desa/Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto ini, menyatakan mengalami kerugian di musim panen raya tahun ini. ’’Hasil panennya banyak, tapi harganya turun. Bikin sedih. Makin susah,’’ lontar salah satu buruh tani.
Suryanto, salah satu petani mengungkapkan, di panen kali ini harga jual bawang merah menurun drastis. ’’Harga bawang merah memang anjlok,’’ katanya. Dia menuturkan, harga jual bawang sekarang jatuh hingga di kisaran Rp 4 ribu hingga Rp 6 ribu per kilogram (kg). Padahal, sebelumnya normal Rp 8 ribu per kg. Ia menegaskan, harga yang fluktuaktif tersebut sudah terjadi sejak awal Agustus lalu. Naik turunnya secara bertahap.
Mulai dari Rp 5 ribu per kg, 4,5 ribu per kg, dan terakhir naik lagi Rp 6 ribu per Kg. Bahkan, minggu lalu pernah anjlok hingga Rp 4 ribu. ’’Kalau harga segitu kembali modal saja sudah bersyukur,’’ ujarnya. Suryanto menyatakan, harga di tingkat petani memang banyak faktor. Salah satu yang utama adalah karena panen raya yang terjadi di berbagai daerah sebagai daerah penyuplai. Seperti Nganjuk, Probolinggo, dan Brebes, Jateng. ’’Setiap panen bareng harga juga tidak bagus. Lagi-lagi petani yang mengalami kerugian,’’ tuturnya.
Dia mengaku hampir setiap tahun selalu mengalami kerugian. Dari lahan seluas 2 hektarehanya bisa menghasilkan 55 ton bawang. ’’Tahun 2017 saya rugi sampai Rp 100 juta lebih. Selain harga anjlok, produksi bawang saat itu kurnag bagus,” tandasnya. Sedangkan di tahun 2018 hanya kembali modal. ’’Belum lagi kalau kena serangan hama grandong dan ulat. Tentu mengalami pembengkakan biaya produksi,’’ paparnya.Penurunan harga juga terpantau di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto. Penurunannya terjadi sejak satu minggu ini. ’’Sekarang harganya Rp 10 per kg dari sebelumnya Rp 24 ribu,’’ tandas Friske, pedagang bumbu dapur.