Bukan perkara mudah dalam menjalani ibadah puasa di tengah pandemi Covid-19. Selain harus menahan lapar dan dahaga, menerapkan protokol kesehatan juga wajib ditaati agar tetap terhindar dari ancaman penularan virus korona. Hal ini pun menuntut umat muslim bisa mengatur asupan gizi agar tubuhnya tetap fit selama sebulan.
Selain makanan seimbang, vitamin juga menjadi asupan penting agar kondisi fisik tetap prima. Tidak harus yang berbentuk suplemen. Vitamin alamiah yang terkandung dalam buah dan sayur juga bisa dikonsumsi agar daya tahan tubuh terus terjaga. ’’Memperbanyak sayur dan buah adalah treatment penting agar daya tahan tubuh tetap fresh saat puasa, termasuk menghindari serangan virus,’’ terang ahli gizi RSI Sakinah Mojokerto, Khilda Dahliana.
Khilda tak menampik, banyak kalangan usia produktif yang justru memilih konsumsi suplemen ketimbang konsumsi sayur dan buah alami sebagai pengganti vitamin. Mereka menilai, konsumsi suplemen justru lebih praktis ketimbang sayur dan buah yang harus diolah lebih dulu. Apalagi, jeda waktu antara berbuka hingga sahur juga sangat minim. Akan tetapi, alasan tersebut bukan berarti suplemen sebagai asupan pengganti nutrisi cocok bagi semua orang.
Ada beberapa orang yang justru tidak dianjurkan mengonsumsi vitamin dalam bentuk tablet atau kapsul itu lantaran efek sampingnya. Seperti mual-mual bagi seseorang yang memiliki asam lambung tinggi.
Pilihan ini yang justru merugikan dan dapat membuat tubuh menjadi lemah. ’’Misalnya, yang punya asam lambung tinggi, pasti tidak dianjurkan konsumsi suplemen vitamin C,’’ tandasnya.
Untuk makanan seimbang, Khilda menganjurkan empat macam nutrisi yang bisa dikonsumsi saat buka dan sahur. Mulai dari nasi sebagai karbohidrat, lauk-pauk, sayuran, dan buah. Untuk menambah energi supaya lengkap, bisa ditambah yang manis-manis seperti kurma atau minuman sirup yang terbuat dari gula alami. ’’Kalau sirup buatan, khawatirnya juga malah tidak baik bagi yang punya riwayat diabetes. Lebih baik semuanya dari bahan alami,’’ tandasnya.