Musim Penghujan Diprediksi Berlangsung Hingga Mei
KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Musim penghujan tahun ini diprediksi bakal molor. Guyuran hujan yang mestinya sudah mandek bulan ini justru diprediksi bakal terus mengguyur hingga Mei mendatang. Tidak menutup kemungkinan, Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah tanggal 2-3 Mei nanti bakal diguyur hujan.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Teguh Tri Susanto menerangkan, curah hujan sepanjang bulan April masuk dalam kategori sedang. Sebab, akumulasi curah hujan di bulan keempat tahun ini di kisaran 151-300 mm. Sehingga masih besar potensi turun hujan di bulan ini. ’’Hasil pengukuran alat penakar hujan observatorium (PH OBS) menunjukkan kalau hingga bulan depan (Mei) masih berpotensi turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Karena bulan Mei akumulasi curah hujan di kisaran 101-150 mm, masuk kategori sedang,’’ ungkapnya.
Sehingga, awal pekan bulan Mei yang bertepatan dengan lebaran masih berpotensi diguyur hujan intensitas sedang hingga lebat. Namun, tren curah hujan diprediksi berangsur menurun pada bulan Juni. Sehingga, musim kemarau bakal jatuh tepat di pertengahan tahun ini. ’’Diperkirakan potensi hujan sudah menurun di bulan Juni karena curah hujan mulai rendah. Turunnya hujan melebihi musimnya ini salah satu penyebabnya adalah tingginya curah hujan sepanjang tahun ini,’’ sebutnya.
Terlebih molornya musim hujan ini bakal dibarengi dengan sejumlah fenomena alam. Salah satunya angin downburst, angin kencang yang dipicu pergerakan awan cumulonimbus. ’’Kecepatan anginnya bisa mencapai 63 km/jam dan itu terkategori dalam angin kencang. Dan selama periode ini juga berpotensi adanya puting beliung,” ucap Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto Djoko Supangkat.
Warga Kabupaten Mojokerto mesti waspada akan segala potensi bencana hidrometeorologi yang menyertai. Djoko meneragkan, masih adanya potensi guyuran hujan intensitas sedang hingga lebat berpotensi memicu banjir dan tanah longsor. Bencana longsor masih membayangi wilayah lereng gunung seperti Gondang, Jatirejo, Pacet, dan Trawas. Sedangkan bencana banjir mengancam wilayah hilir. Seperti wilayah Kecamatan Mojoanyar, Bangsal, Dawarblandong, Puri, Pungging, Gedeg, Sooko, Kemlagi, Mojosari, dan Ngoro.
’’Masyarakat harus tetap waspada saat melintas di kawasan lereng gunung untuk tidak berhenti di sisi tebing saat turun hujan. Juga, potensi banjir walaupun sifatnya genangan, dalam hitungan jam sudah surut. Tapi sebagian titik juga surutnya masih sampai berhari-hari,’’ tandasnya. (vad/fen)