KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Kabupaten Mojokerto, berjalan lamban. Hampir sebulan, vaksinasi yang menyasar usia TK dan SD itu, baru mencapai 49,82 persen.
Kasi Surveilans dan Imunisasi Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto Ida Pawasti menuturkan, hingga kemarin (10/1) sebanyak 50.053 anak telah mendapatkan suntikan vaksinasi dosis pertama. Padahal, target sasaran di Kabupaten tercatat sebanyak 100.461 anak.
Ida menyampaikan, lambatnya progres vaksinasi ini karena bersamaan dengan bulan imunisasi yang dilakukan akhir Desember lalu. ”Jadi, ini anak-anak pas PTM juga terpaksa disuntik. Total bisa tiga kali suntik dalam beberapa bulan ini karena memang waktunya yang barengan. Harus benar-benar memperhatikan jadwal jeda antara murid yang dapat vaksin Covid-19 atau vaksin campak,” ujarnya.
Dilanjutnya, paling lambat, vaksinasi anak usia 6-11 tahun dosis pertama bakal rampung akhir Januari nanti. Baru, mulai Februari nanti, pemberian dosis kedua bisa mulai dilakukan.
Disinggung terkait adanya insiden kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), Ida menuturkan, saat ini pihaknya masih belum menemukan peristiwa tersebut di Mojokerto. Paling banyak, anak-anak menderita sakit demam dan meriang usai tiga hari pasca mendapatkan suntikan Covid-19 dosis pertama. ”Ada juga yang tiga hari kemudian habis disuntik langsung kena DBD. Itu jelas bukan KIPI. Bisa dikatakan KIPI kalau insidennya terjadi dalam 1×24 jam pasca disuntik,” jelasnya.
Mantan Kasi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinkes Kabupaten Mojokerto ini berharap, pelaksanaan vaksinasi anak ini terus berjalan tanpa ada hambatan. Dia menuturkan, setiap sekolah sudah diimbau untuk mengoordinasikan siswa agar bersedia disuntuk. Pun, sekolah diharapkan membantu pendataan skrining secara teliti untuk mengantisipasi terjadinya KIPI. ”Bahkan jika perlu orang tua kalau mau mendamping, dipersilakan. Karena yang tahu detil kondisi, orang tuanya sendiri,” pungkasnya. (oce/ron)