KOTA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Belakangan masyarakat dihebohkan dengan merebaknya kasus virus korona di Tiongkok. Meluasnya wabah virus di Negeri Tirai Bambu tersebut membuat pemerintah harus ekstra hati-hati terhadap barang impor. Termasuk bawang putih yang rata-rata masih mengandalkan impor dari China. Akibatnya, saat ini harga bawang putih di pasar tradisional turut melonjak, menyusul pasokan komoditas bahan dapur tersebut juga mulai berkurang.
Arifin, 45, pedagang bumbu dapur di Pasar Tanjung Anyar, Kota Mojokerto, mengungkapkan, kenaikan harga jual bawang putih ini sudah terjadi sejak sepekan lalu. Saat ini, harga jualnya naik signifikan hingga mencapai 50 persen. Yakni, dari semula Rp 30 ribu per kilogram, sekarang naik menjadi Rp 60 ribu per kilogram. ’’Saya kaget. Soalnya langsung naik satu kali lipat,’’ katanya, Rabu (5/2).
Menurut Arifin, penyebab terjadinya lonjakan harga bawang putih itu diduga terdampak kasus virus korona. Bagaimana tidak, bawang putih yang ia jual selama ini mayoritas impor dari China. ’’Sekitar satu minggu lalu harga bawang putih naik. Katanya, bawang dari China di-stop karena ada virus,’’ ungkapnya.
Menurutnya, selama ini pedagang mendapatkan harga dari distributor Rp 55 ribu per kilogram. Lalu, oleh pedagang dijual kembali secara eceran Rp 60 ribu per kilogram. Saat ini, selain harga jualnya yang mahal, pasokan bawang putih juga berkurang. Dengan demikian, pedagang tidak bisa melayani permintaan konsumen dengan volume pembelian yang relatif tinggi. Walau secara umum sebenarnya permintaan dari konsumen rata-rata mengalami penurunan. ’’Turun drastis. Biasanya membeli 5 kilogram, sekarang hanya 2 kg,’’ terangnya.
Keluhan itu juga diungkapkan Mamik, 45, konsumen lainnya. Dia mengaku selama ini rutin berbelanja bawang putih untuk kebutuhan dapur. Setelah melonjaknya harga jual bawang putih dirinya harus pendai menghemat keuangan rumah tangga, dengan mengurangi pembelian bawang putih. ’’Terpaksa harus membeli karena kebutuhan pokok. Sekarang tapi tidak sebanyak saat harga normal, sebab kebutuhan lainnya juga banyak,’’ tandasnya.
Senada diungkapkan pedagang lainnya, Asep Agustiana, 22. Belakangan ini pelanggannya turut mengeluhkan mahalnya harga jual bawang putih. ’’Kalau seperti itu pedagang ya ikut mengeluh, karena pendapatan berkurang,’’ jelasnya. (hin)