MOJOANYAR, Jawa Pos Radar Mojokerto – Hujan lebat dengan intensitas tinggi yang terjadi beberapa hari terakhir memengaruhi peningkatan debit air di Sungai Brantas. Hal itu dapat ditandai dengan elevasi permukaan air di Dam Rolak Songo Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, yang ketinggiannya mencapai 17,80 meter. Peningkatan debit sungai secara signifikan baru terjadi pada Minggu (1/11) malam.
Hujan yang mengguyur kawasan hulu sungai mengakibatkan tingginya debit air. “Sebelumnya tidak setinggi ini, meskipun daerah sini hujan,” ungkap Suhadak, 65, warga Mojoanyar di lokasi kemarin. Cuaca ekstrem saat ini tidak hanya terjadi di Mojokerto, melainkan merata di wilayah Jawa Timur (Jatim). Meningkatnya debit Sungai Brantas tidak dapat dilepaskan dari meratanya curah hujan yang terjadi di Jatim.
Mojokerto merupakan lintasan Sungai Brantas yang membelah wilayah Jatim. Sehingga tidak heran jika terjadi peningkatan secara signifikan. “Dalam semalam, peningkatannya langsung cepat,” tambahnya. Perum Jasa Tirta 1 sebagai pengatur air menuju Kali Porong memberlakukan sistem buka tutup Dam Rolak Songo. Petugas juga harus membuka enam dari total delapan pintu seiring derasnya debit sungai. “Baru tadi malam ini, dibuka enam pintu,” ujarnya.
Situasi ini tentu berbanding terbalik saat musim kemarau. Jika debit air normal, ia menyebutkan hanya dua hingga tiga pintu air yang dibuka. “Itu pun cuma dibuka setengah saja,” tambahnya. Jika Dam Rolak Songo di buka enam pintu. Berbeda lagi untuk Dam Rolak Tiga Mlirip, Kecamatan Jetis. Dam pengatur air yang mengalir ke Sungai Mas itu justru ditutup total.
Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto Mohamad Zaini menyebutkan dari data yang ada, elevasi Sungai Brantas per tanggal 2 November pukul 12.00 masih dalam batas normal. Yakni, 17,80 meter, dengan maksimum 17,90 meter. Sedangkan untuk debit air saat ini 596,04 meter kubik per detik. “Sehingga masih normal ambang batas maksimum dari 1000 meter kubik per detik,” terangnya. Pihaknya menegaskan akan terus melakukan pemantauan debit Sungai Brantas. Langkah itu guna memastikan status elevasi sungai, sehingga bisa dilakukan tindakan sesuai kebutuhan.
Pasalnya, hujan deras dalam waktu lama diprediksi masih akan terjadi hingga bulan April 2021 mendatang. “Kami selalu koordinasi dan mendapat update rutin dari Perum Jasa Tirta 1,” tandasnya. (adi)